Kamis, 09 November 2017

Petunjuk Cara Menggunakan Multitester Digital

Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).

Berikut Petunjuk Cara Menggunakan Multitester Digital

1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm).
2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7V.
3. Lihat skala pada Multitester pada bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt -- (Tegangan searah): Tegangan Batere, Tegangan Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -).
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik): Tegangan PLN, dan sejenisnya.

Umumnya yang digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yang DC Volt --.

Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai-nilai yang tertera pada bagian DC Volt tersebut. Contoh adalah sebagai berikut:

- 200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt
- 2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
- 20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
- 200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
- 750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V

Gunakan skala yang tepat untuk pengukuran, misalnya Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat misalnya terbaca: 3,76 Volt.

Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload atau melebihi skala).
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tidak akurat misalnya terbaca: 3,6V atau 3,7 V saja (1 digit belakang koma).
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya kaan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan langsung tanpa koma).

Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan pengukuran dengan menempelkan kabel merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya.

Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dgn Multitester Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok kekiri.

NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.

Menggunakan Multitester Digital sebagai Volt Meter

1. Perhatikan Object yang akan diukur (Resistor, hambatan jalur, dll).
2. Perhatikan skala Pengukuran pada Ohm Meter.
200 artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max. 200 Ohm.
2K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max. 2000 Ohm (2K Ohm).
20 K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max. 20.000 Ohm (20K Ohm).
200K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max. 200.000 Ohm (200K Ohm).
2M artinya akan menguur hambatan yang nilainya 2.000.000 Ohm (2000K Ohm atau 2 Mega Ohm).

Bila tidak tahu besaran nilai yang mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalnya skala 20K, lalu lakukan pengukuran.
- Jika hasilnya 1 (Overload) maka naikkan skala.
- Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala.

Contoh pembacaan hasil:
Pada skala 2K hasilnya 1,76 itu artinya hambatan yang terukur adalah 1,76 K Ohm.
Pada skala 2K hasilnya 0,378 itu artinya hambatan yang terukur adalah 0,378 K Ohm alias 378 Ohm. (KOhm ke Ohm dikali 1000).
Pada skala 20K hasilnya 1, artinya object yang mau diukur melebihi skala 20K, maka naikan skala menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu artinya hambatan yang terukur adalah sebesar 38,78 KOhm.

Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt (~) lalu skala ke 750 V.

Colok kabel merah dan hitam ke masing-masing lubang stop kontak (bolak balik boleh). Namun hati-hati takut ada kabel yang terkelupas, bisa tersengat listrik.
Hasil yang akan muncul misalnya: 216 artinya tegangan PLN tersebut sebesar 216 Volt.

Jika memakai skala 200, maka hasilnya akan 1 pertanda over load alias melebihi skala 200 Volt tersebut.

Menggunakan Multitester Digital sebagai pengukur kapasitas Condensator

Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

* Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika.

* Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika. Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².

Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah:

* 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
* 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)

Langkah pengukurannya:
1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yang sesuai.
2. Maka nilai yang tampil adalah nilai kapasitas kondensator tersebut dengan satuan Farad atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad.

Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur (Kontinuitas)

1. Pilih Skala Buzzer, yang ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan langsung, maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm). 2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yang mana saja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tidak bunyi, coba apakah sudah benar letak pengukurannya. Jika sudah, dipastikan jalur putus dan harus di jumper.

Menggunakan Multitester Digital sebagai pengukur arus rangkaian

Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih lubang 20A karena akan mengukur arus yang lebih dari 0,2 A.

Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong. Dan masing-masing kabel ditempelkan ke kabel merah dan kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel di charger. Misalnya nilai yang tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.

Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan masing-masing kabel ke masing-masing kutub sekring pada PCB. Lalu ukur hasilnya.

Cara Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.

1. Kabel Merah tetap di 20A, kabel hitam di GND.
2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di positiv (+) batere
4. Tempel kbl hitam di negativ (-) batere
5. lihat hasil yang muncul :

Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli. Tapi jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan cepat-cepat cabut kabel dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tidak ada rangkaian IC Pengontrolnya.

Untuk Batere lithium asli, walaupun kabel ditempel terus ke batere, tidak akan ada masalah.

Makanya sering terjadi ponsel dalam keadaan panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu yang tidak ada rangkaian IC pengontrolnya. Sehingga saat batere penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah penuh tersebut akan terus terisi sehingga menjadi panas dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung dan dapat meledak.

Oleh karen itu gunakan selalu batere Lithium yang asli yang mengandung IC Pengontrol short Circuit didalamnya.
Read More

Jumat, 03 November 2017

Fungsi Utama Tang Ampere (Clamp Meter) Batam



Pada dasarnya, Tang Ampere (Clamp Meter) menggunakan prinsip induksi Magnetik untuk menghasilkan pengukuran non-kontak terhadap arus listrik AC. Arus Listrik yang mengalir di kabel konduktor akan menghasilkan Medan Magnet. Seperti yang diketahui bahwa, arus AC adalah arus dengan polaritas yang bolak-balik, hal ini akan menyebabkan fluktuasi dinamis dalam medan magnet yang sebanding dengan aliran arus listriknya. Sebuah Transformator yang terdapat di dalam Clamp Meter/Tang Ampere akan merasakan fluktuasi magnet tersebut dan kemudian mengkonversikannya menjadi nilai Ampere (arus listrik) sehingga kita dapat membacanya di layar Clamp Meter. Cara Pengukuran dengan teknologi ini sangat mempermudahkan kita dalam mengukur arus listrik AC terutama pada arus listrik AC yang tinggi.

Tang Ampere (Clamp Meter) merupakan salah satu alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk mengukur arus listrik tanpa perlu memutus ataupun mengupas kabel pada jalur arus listrik. Tang ampere atau clamp meter ini juga dapat digunakan untuk mengukur tegangan listrik atau voltase, mengukur nilai tahan dan juga resistor. Alat ukur ini sangan mudah digunakan dan mudah dibawa , karena memiliki ukuran yang kecil dan tidak terlalu berat. Alat ukur ini memiliki “rahang penjepit” yang sudah terintegrasikan ke meteran listrik sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan pengukuran karena hanya perlu menjepit di sekitar kawat, kabel ataupun konduktor lainnya di setiap titik sistem listrik dan bisa langsung  mengukur tanpa perlu melepaskan atau mengupas lapisan kabelnya.

Cara menggunakan Tang Ampere atau Clamp Meter



  • Putar atau setting Saklar Clamp Meter ke posisi Ampere Meter (biasanya tertulis huruf A dengan gelombang sinus diatasnya).
  • Tekan Trigger untuk membuka rahang Penjepit Clamp Meter atau Tang Ampere.
  • Jepitkan Rahang penjepit ke kabel Konduktor yang dialiri arus listrik AC (Kabel Listrik berada di tengah-tengah rahang penjepit) kemudian lepaskan Trigger Clamp Meter.

Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum dialiri listrik, hubungkan kabel tersebut atau ON-kan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.

  • Baca Nilai Ampere yang tertera di layar Clamp Meter (Tang Ampere).



Untuk mengukur Tegangan dan Resistansi, cara pengukurannya hampir sama dengan Multimeter yaitu dengan menggunakan Probe yang dicolokan di Terminal COM yang berwarna Hitam dan Terminal Positif yang berwarna Merah.

Read More

Selasa, 24 Oktober 2017

Pertolongan Pertama Saat Tersengat Listrik

sumber hellosehat.com


Sengatan listrik merupakan salah satu kegawatan yang dapat dijumpai di rumah sakit. Sekitar 1000 kematian akibat sengatan listrik terjadi setiap tahunnya, di mana luka akibat sengatan listrik menyebabkan angka kematian sebesar 3-5% atau 3-5 kematian dari setiap 100 kejadian. Kasus ini umumnya terjadi di lingkungan kerja pada orang dewasa, dan di lingkungan rumah pada anak-anak.

Apa saja yang dapat menyebabkan sengatan listrik?

Sengatan listrik merupakan kerusakan jaringan luas yang disebabkan oleh arus listrik. Beberapa penyebab paling umum dari sengatan listrik adalah:


  • Kontak dengan alat-alat listrik atau kabel yang tidak terlapisi oleh konduktor.
  • Sambaran listrik dari kabel listrik tegangan tinggi.
  • Sambaran petir.
  • Kontak dengan mesin atau alat-alat dalam lingkungan kerja.
  • Pada anak-anak sering disebabkan karena anak mencolek atau menyentuh sumber listrik dengan bahan logam lainnya.


Kenapa sengatan listrik berbahaya?



Dibandingkan dengan luka bakar lainnya, sengatan listrik lebih berbahaya karena luka yang terlihat di permukaan sering kali tidak menggambarkan kondisi sebenarnya dari korban. Tubuh manusia merupakan penghantar listrik baik, yang berarti bahwa apabila manusia tersengat listrik, maka listrik bisa dihantarkan ke seluruh tubuh sehingga kerusakan yang terjadi bisa sangat luas. Sering kali kerusakan terbesar terjadi pada jaringan saraf, pembuluh darah, dan otot. Hal ini disebabkan oleh resistensi organ tersebut yang lebih rendah sesuai dengan hukum Ohm.

Apa saja tanda dan gejala dari sengatan listrik?


Tanda dan gejala sengatan listrik bermacam-macam, tergantung organ apa saja yang dilalui dan dirusak oleh arus listrik. Berat-ringannya kerusakan organ dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: berapa lama kontak dengan arus listrik terjadi, tipe arus listrik dan seberapa kuat arus listrik, bagaimana penyebaran listrik di dalam tubuh, dan bagaimana kondisi kesehatan korban secara umum. Arus listrik sebesar >200.000 Ampere dengan >30×106 Volt menyebabkan angka kematian yang tinggi walaupun waktu kontaknya singkat.

Risiko pada organ tubuh yang diakibatkan oleh sengatan listrik (kesetrum)


Saat Anda tersengat listrik, tergantung tingkat keparahannya, hal-hal berikut mungkin terjadi dalam tubuh Anda:


  • Jantung: penurunan atau peningkatan tekanan darah, kerusakan otot jantung, gangguan irama jantung, infark koroner, nyeri dada, dan henti jantung yang bisa menyebabkan kematian.
  • Saraf: nyeri kepala, kelemahan, pembengkakan otak, gangguan status mental, insomnia, gelisah, kejang, koma, dan gangguan sumsum tulang.
  • Otot: kematian otot, sindrom kompartemen.
  • Tulang: dislokasi sendi dan patah tulang.
  • Kulit: luka bakar akibat sengatan listrik.
  • Pembuluh darah: pembentukan gumpalan darah dalam pembuluh, gangguan pembekuan darah, pecahnya pembuluh darah.
  • Paru-paru: penumpukan cairan di paru, trauma jalan nafas, cedera otot paru dan henti nafas.
  • Ginjal: gangguan elektrolit, gangguan pH tubuh, gagal ginjal akut.
  • Penglihatan : peradangan dan perdarahan di bola mata, luka bakar kornea, katarak.
  • Pendengaran: peradangan tulang mastoid, gendang telinga robek, pendengaran berdenging, hilangnya pendengaran.
  • Kehamilan: kematian pada janin, aborsi spontan.


Bagaimana cara menangani sengatan listrik (kesetrum)?


Berikut ini adalah yang harus Anda lakukan saat menghadapi situasi di mana seseorang tersengat listrik.


  • Matikan sumber arus listrik atau cabut kabel yang menyebabkan sengatan, jika aman.
  • Jika arus listrik tidak bisa dihentikan, dorong korban dengan alat yang tidak menghantarkan listrik, misalnya sapu, kursi, atau tongkat kayu. Gunakan alas kaki atau berdirilah di atas bahan yang tidak menghantarkan listrik seperti matras karet atau tumpukan koran.
  • Hubungi klinik kesehatan terdekat.
  • Setelah pasien aman, cek pernapasan dan denyut jantung pasien. Jika ditemukan henti napas atau jantung, lakukan pertolongan pertama sesuai kemampuan.
  • Tetap bersama pasien sampai bantuan kesehatan tiba.


Yang tak boleh dilakukan untuk menangani sengatan listrik (kesetrum)?


Anda mungkin saja bermaksud baik dan ingin membantu, namun perhatikan juga hal-hal berikut ini supaya upaya pertolongan tidak akan malah berakibat fatal bukan saja bagi korban, tapi juga bagi Anda yang menolongnya.


  • Hindari posisi terlalu dekat dengan korban jika tersengat oleh kabel listrik tegangan tinggi.
  • Jangan menarik atau mendorong korban dengan tangan kosong, handuk basah, atau bahan logam jika korban masih berkontak dengan arus listrik.
  • Jangan memindahkan korban setelah arus dimatikan, kecuali ada risiko kebakaran atau ledakan. Sengatan listrik dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan saraf atau patah tulang, sehingga mengubah posisi korban dapat memperparah komplikasi yang ada. 


Read More

About Me

Popular Posts

Designed ByBlogger Templates